Pada zaman antah berantah hiduplah seorang raja bernama Raja Dhafit di Kerajaan Craptown. Sang raja sedang berduka. Tubuhnya sudah lemah dimakan usia dan istri yang dicintainya, Ratu Tanti telah meninggalkannya tanpa memberikan keturunan. Beliau bingung akan mewariskan kepada siapakah kerajaannya ini.
Di suatu malam ketika sang Raja sedang gelisah gulana di taman kerajaan tiba-tiba muncullah sahabatnya sekaligus Penasehat Kerajaan.
“Yang Mulia tampaknya Anda sedang mempunyai beban pikiran. Ceritakanlah kepada hamba, siapa tahu hamba dapat membantumu” kata Penasehat Tommy.
“Sahabatku yang baik, Tommy, aku sedang bingung memikirkan nasib kerajaan ini di masa yang akan datang. Siapakah yang akan melanjutkan takhtaku sementara keturunan pun aku tak punya.”
“Hamba pun pernah memikirkan itu Yang Mulia,” aku sang penasihat “jika Baginda tidak keberatan hamba mempunyai suatu solusi."
“Apakah itu penasihat?”
“Bagaimana kalau kita mengadakan sayembara untuk mencari pewaris kerajaan ini. Kita dapat menguji kecerdasan dan ketangkasan para peserta dan kita membuka sayembara ini untuk siapa saja baik wanita maupun laki-laki.”
“Sungguh ide yang bijaksana sahabtaku. Marilah besok kita sebarkan berita ini kepda rakyat,” sambut sang raja antusias. “baiklah kalau begitu malam tampaknya sudah larut. Selamat malam penasihat.”
“Selamat malam Yang Mulia.”
Keesokan harinya keadaan kota gempar mendengar sayembara tersebut. Banyak pemuda-pemudi mendaftarkan diri mengikuti sayembara tersebut. Tentu saja karena pemenangnya akan menjadi seorang raja.
Tibalah hari pertandingan dimulai. Sayembara ini berlangsung selama 3 hari. Hari pertama para peserta mengikuti adu kecerdasan. Para peserta yang ikut harus mengikuti semacam ujian tertulis. Pada hari kedua dan ketiga para peserta yang lolos mengikuti adu kekuatan. Adu kekuatan ini dibagi menjadi bagian perempuan dan bagian laki-laki.
Kemudian pada hari terakhir tersisalah 6 orang pemuda-pemudi yang pintar dan juga kuat. Mereka bernama Arif, Cimil, Rio, Monic, Nana, dan Tere. Keenam peserta ini akan tinggal bersama raja di istana untuk mengikuti sayembara terakhir. Tak seorang pun mengetahui apa yang harus dilakukan para peserta ini tidak juga sang penasihat.
Di tempat lain Perdana Menteri Eed marah besar. Ia mengira raja akan mengangkatnya menjadi raja mengingat istrinya, Putri, adalah kakak dari mendiang Ratu Tanti. Ia kemudian memanggil 2 orang bawahannya yang setia yakni Yogi dan Yudha untuk menggagalkan sayembara tersebut.
Yogi dan Yudha kemudian pergi ke sebuah gedung opera dan mencari seorang artis yang tidak terkenal yang mau dibayar murah untuk menyamar menjadi salah satu peserta. Kemudian mereka mendapatkan seorang gadis lugu yang bernama Rizka. Gadis ini menerimanya karena ia sedang memerlukan uang untuk pengobatan ibunya, Nina yang sedang sakit.
Malam hari mereka menyulik Monic yang sedang tidur. Kemudian menyuruh Rizka menggantikan Monic. Rizka yang ketakutan awalnya menolak ketika tahu apa yang akan ia lakukan tapi tidak jadi karena Yogi dan Yudha meminta uang yang telah mereka bayar dikembalikan lima kali lipat. Maka terpaksalah Rizka menyamar menjadi Monic.
Sementara itu peserta yang lain yakni Rio sedang pergi ke dalam hutan. Ia mencari seorang penyihir yang dapat membantunya untuk menjadi raja. Penyihir tersebut bernama Tara. Ia tinggal di dekat air terjun di dalam hutan.
Penyihir Tara menyanggupi akan menjadikan Rio menjadi seorang raja dengan syarat ia harus mencari sepasang suami istri untuk dijadikan tumbal. Di tengah perjalanan balik ke kota untuk mencari pasangan tersebut Rio menemukan sepasang suami istri tergeletak di tengah jalan.
Teringat syarat yang diberikan Rio segera menolong mereka. Pasangan yang bernama Hafiz dan Mela ini ternyata baru saja dirampok oleh 2 orang tak dikenal. Rumah mereka sangat jauh dari kota. Rio kemudian teringat duo perampok yang terkenal di kota itu. Pimpinan mereka bernama Ichsan dan Rendi, konon mereka sangat jahat dan tidak peduli siapa saja yang akan menjadi korbannya. Segera Rio membawa pasangan itu ke sebuah pondok makan yang tak jauh dari tempat kejadian. Rio membayarkan makanan untuk mereka dan meminta mereka untuk ikut ke “rumahnya”.
Merasa tak enak hati untuk menolak karena telah ditolong oleh Rio, Hafiz dan Mela setuju untuk menginap di rumah Rio. Lagipula mereka tidak mempunyai sepeser uang pun untuk menyewa penginapan. Padahal rumah mereka jauh dari ibukota.
Ketika masuk ke dalam hutan, Hafiz merasa curiga dan bertanya, “Saudara Rio kalau Anda tidak tersinggung, bolehkah saya bertanya?”
“Ya tentu saja. Apa itu?”
“Mengapa rumah anda sangat jauh dan berada di dalam hutan belantara?”
“Oh itu karena.. karena ibu saya sedang sakit. Para tabib mengatakan penyakit ibu saya menular dan penduduk desa mengusir saya dan ibu jauh ke dalam hutan.
Hafiz terkejut mendengar itu dan segara mengatakan penyesalannya dan juga meminta maaf atas kecurigaannya tersebut.
“Nah itu rumah saya yang di dekat air mancur tersebut!! Ayo masuk! Bu!! Ibu!! Kita kedatangan tamu bu.” kata Rio.
Mendengar Rio yang telah membawa korban untuknya, penyihir Tara lupa untuk menyamar. Akibatnya mereka semua terkejut melihat rupa asli si penyihir. Hafiz segera menarik tangan Mela dan lari secepat mungkin. Tapi penyihir Tara pun tak kalah cepat. Ia segera mengejar korbannya itu. Rio yang bingung melihat hal itu kemudian memutuskan untuk menunggu saja.
Matahari telah terbit di ufuk timur tapi penyihir Tara belum juga kembali. Rio memutuskan untuk mencarinya. Ia telusuri jejak-jejak yang tertinggal. Tak lama kemudian di sebuah pohon besar, Rio menemukan penyihir Tara. Tetapi penyihir itu telah meninggal dunia. Entah bagaimana caranya sepertinya Hafiz telah mengalahkan penyihir itu.
Takut akan diserang oleh Hafiz dan ketahuan oleh Raja ia menggunakan cara yang curang, Rio segera pergi pulang ke rumahnya. Kali ini rumahnya yang asli.
Hutan tempat penyihir Tara sebelumnya tinggal terdengar meriah. Walaupun ingin tahu Rio tetap segera pergi dari hutan itu. Ternyata asal suara meriah itu berasal dari para peri hutan yang merayakan meninggalnya penyihir Tara yang jahat tersebut. Rupanya malam ketika Hafiz dan Mela lari dari Tara, seorang peri bernama Yulia melihat mereka. Walaupun takut Yulia ingin menolong pasangan suami-istri itu. Ia meminta tolong kepada pohon-pohon untuk melindungi Hafiz-Mela dan menjebak penyihir itu. Ketika pohon-pohon menghalangi si penyihir untuk terbang serta membuka jalan untuk Hafiz-Mela, penyihir memutuskan untuk mengejarnya. Terbayang sudah di benaknya makanan yang empuk dari pasangan suami istri tersebut. Tiba-tiba akar sebuah pohon besar menghalanginya. Penyihir pun tersungkur dan kepalanya menghantam batu yang disediakan oleh peri Yulia. Akibatnya penyihir pun meninggal dalam seketika.
ka, ogi kok jadi bawahan eed?
ReplyDeletelanjutannya mana?
hehe maaf kepikiran gitu
ReplyDeletesebenernya cerita nya udah lama ika buat
udah 2 tahun
tapi baru dipublish hehe...
sabar y..
lagi mandek dan tidak bergairah untuk melanjutkan nya..
tar klo udah ada ika kasih tau..
gimana kalau ada tokoh Raja negara tetangga..?? hahaha
ReplyDeleteok saran ditampung yud..
ReplyDeletehaha...
hahaha
ReplyDeletebagussssssss...
ditunggu klanjutannya segera
hhahaha!
ReplyDeleterizka artis tidak terkenal..
kenapa yang jadi istri edry peel?hhahaha
lucuuuu!
request ka...
ReplyDeletepertarungan saya dan mbah di kayangan....
wkwkwkwkwkk
(hpeace)
Selalu dipasangkan sama mak etek yaa... Partner of crime emang... Mantap ika.. lanjutkan karyanya
ReplyDelete