Sunday 24 June 2012

jeritan hati

okee lagi-lagi ini prokrastinasi saya AGAIN terhadap tugas saya, tugas UAS semester 6 ini..
prokrastinasi nya adalah dengan menulis di blog ini (oke, saya lagi reasoning, biarin!)
minimal saya menuangkan apa yang ada di pikiran saya daripada saya bengong atau kepo nyari gosip2 underground soal para artis Indonesia yaaaa mending ini blog saya perbaharui setelah niat saya pada beberapa post sebelumnya gagal

saya GAGAL menulis blog selama 25 hari non-stop.. tapi setidaknya saya kembali menulis di blog ini hehehehe
jadi, beberapa hari yang lalu saya membaca di twitter bahwa manusia menghabiskan waktu 1-2 jam membuka sosial media setiap harinya di kala mereka bisa beristirahat dan salah seorang perokok mengatakan kira-kira alasan orang-orang kecanduan membuka sosial media di saat istirahatnya sama dengan alasan orang merokok ketika ada kesempatan dalam istirahat. mencari ketenangan.

saat itu, saya berpikir, iya ya saya sudah tidak adil bagi para perokok ini bahwa mereka juga berhak untuk mencari ketenangan dengan merokok sama seperti saya yang mencari kesenangan dengan kepo di twitter hahahaha..
TAPI yang membedakannya kemudian adalah siapa yang rugi ketika 2 tindakan yang sama2 mencari ketenangan dan kesenangan itu dilakukan

orang yang kecanduan SOSIAL MEDIA hanya akan merugikan dirinya sendiri mulai dari sibuk cari charger kemana-mana karena baterai cepat habis, beli pulsa lebih mahal buat paket handphone yang full service, dan ansos dengan lingkungan sekitarnya, bahkan memberikan kesenangan bagi orang lain yaitu jadi bahan gosip gara-gara ketawa sendiri sambil buka hape (saya akui, saya termasuk golongan yang tertawa sendiri itu)

sedangkan orang yang kecanduan MEROKOK akan merugikan dirinya sendiri dan lingkungannya. untuk kerugian diri sendiri, tidak usahlah ditanya, semua orang juga "tahu" bahkan iklan rokoknya sendiri pun sudah mengingatkan kerugian bagi perokok. yang parah adalah kerugian bagi lingkungan sekitar yang mungkin tidak menebar asap rokok itu. bayangkan 6o% dari asap rokok pengguna akan terkena oleh orang lain. akan tetapi tetap saja ada perokok yang tetap merasa dia memiliki hak penuh dalam merokok.

merokok adalah pilihan setiap orang yang secara sadar dan dewasa memutuskan untuk merokok demi keperluan dan kepentingan masing-masing. tapi mohonlah untuk berempati bahwa dunia tidak hanya dihuni oleh perokok dan non perokok tetapi juga anak kecil yang nantinya akan menjadi tumpuan ketika kita-kita ini sudah tua dan tidak berdaya. apa akibatnya jika dari kecil lingkungan sekitarnya merokok? berapa persen kerusakan yang dihasilkan hanya karena seorang perokok tidak tahan untuk merokok di sekitar yang memang merupakan tempat umum? mohon jadilah perokok yang hanya merugikan diri sendiri seperti pecandu sosial media (bukan tahap stadium 4) yang hanya merugikan dirinya sendiri.

kemudian, tolonglah menjadi perokok yang elegan dimana ruangan ber-AC itu berarti tidak ada rokok di ruangan itu. tentunya para perokok tidak ingin dicap sebagai orang yang baru pertama kali ke ruangan ber-AC sehingga tidak tahu kalau ruang AC tidak boleh merokok. dunia itu indah bukan hanya karena dia ada apanya tetapi dunia juga harus indah dengan setiap elemen mengetahui tempatnya. jadi para pengguna rokok yang budiman, saya mohon, jika memang Anda harus merokok carilah taman dimana tempatnya luas dan terbuka dan tidak ada anak-anak sekitarnya. jangan lah merokok di ruangan ber-AC yang dapat menyebarkan asap rokok ke segala penjuru.
terimakasih.
sekian prokrastinasi saya kali ini, saya kurang tidur sekarang, sudah mulai human error dan sekarang sangat mengantuk.

No comments:

Post a Comment